Cari Blog Ini

Kamis, 28 Oktober 2010

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Perawat : nurse berasal dari Bahasa Latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Kata ini pertama kali digunakan oleh Ellis dan Hartley ( 1984) ketika mereka menjelaskan pengertian dasar, seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri dan proses penuaan (Taylor.C,Lillis C.,Lemone.,P 1989, hal 5). Pengertian ini diamini dan banyak digunakan perawat, meskipun pengertian ini belum mencakup perkembangan peran dan fungsi perawat dewasa ini. Organisasi keperawatan sedunia yaitu Internasional Council of Nurses atau ICN ( 1972) dengan mengadopsi definisi perawat dari Virginia Herdersen merumuskan fungsi unik perawat yaitu melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit dimana segala aktivitas yang dilakukan berguna untuk kesehatan atau pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Aktivitas ini dilakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian pasien secepat mungkin ( Talor C, Lillis C.,Lemone P,1989.hal 6)
Profesi adalah pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu Hamid A.Y (1996), dikutip dari Yeni R, 1996, hal2). Menurut De-Young (1985), ada tujuh elemen atau criteria suatu profesi yaitu suatu profesi harus memiliki dasar ilmu yang kuat, berorientasi pada pelayanan, mempunyai otoritas, memiliki kode etik, mempunyai organisasi profesi, melakukan penelitian secara terus menerus serta memiliki otonomi (Taylor C, dkk, 1989, hal 8).
Kriteria ini difokuskan menjadi criteria profesi keperawatan oleh Grippando (1986) yaitu pertama, jika kegiatan yang dilakukan merupakan suatu praktek yang unik dilandasi oleh rasa tanggung jawab yang tinggi dan berlandaskan pengetahuan teoritik. Kedua, hak untuk melakukan praktek diberikan setelah seseorang menyelesaikan pendidikan tertentu dan mampu memperlihatkan kemampuannya dalam memenuhi standar praktek keperawatan. Ketiga, Ilmu Pengetahuan yang dimiliki dikembangkan secara terus menerus dan dievaluasi melalui penelitian, keempat, anggota profesi bertanggung jawab dalam membuat dan memantapkan standar praktek dan pendidikan keperawatan. Yaitu proses yang secara terus menerus mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan untuk melindungi dan masyarakat.

Ciri-ciri profesi, menurut Shortridge (1985) adalah sebagai berikut :
Pertama, berorientasi pada pelayanan masyarakat. Hal ini berarti kepentingan masyarakat akan pelayanan keperawatan ada diatas kepentingan pribadi agar kebutuhan klien (individu-keluarga dan masyarakat) akan asuhan keperawatan terpenuhi. Keperawatan merupakan suatu pelayanan social yang esensial dank lien mempunyai hak menggunakan pelayanan keperawatan dari perawat secara professional.

Kedua, pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu pengetahuan. Ini berarti perawat harus mempunyai ilmu pengetahuan yang kokoh sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan. Sebagai suatu profesi, keperawatan mempunyai badan ilmu “body of knowledge” yaitu ilmu terapan sebagai sintesa dari berbagai disiplin ilmu. Hal inilah yang memungkinkan perawat dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki melalui pendidikan terutama pendidikan keperawatan berlanjur dilandasi falsafah long life education dan melalui penelitian keperawatan.
Disamping itu, ciri utama pelayanan keperawatan didasari ilmu pengetahuan, bila asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan metode pemecahan masalah yaitu proses keperawatan, meliputi pengkajian ( assessment), diagnosa keperawatan (nursing diagnosis), perencanaan (planning) pelaksanaan (implementation) dan evaluasi ( evaluate). Manfaatnya adalah menjamin efektivitas dan efesiensi asuhan keperawatan serta menggambarkan responsibilitas dan akontabilitas perawat.
Ketiga, adanya otonomi, artinya profesi keperawatan mempunyai kemandirian, wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam menetapkan standar baku penyelenggaraan pendidikan, pelayanan keperawatan serta praktek keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan. Hal ini penting artinya agar perkembangan profesi keperawatan terarah dan terencana sehingga memudahkan proses evaluasi terhadap kemajuan yang telah dicapai.

Keempat, memiliki kode etik, kode etik adalah seperangkat norma dan peraturan yang diyakini oleh profesi dan menjadi pedoman dan acuan perawat dalam melakukan aktivitas keperawatan sesuai kewenangan dan tanggung jawab yang diembannya. Aktivitas ini meliputi pemberian asuhan atau pelayanan keperawatan praktek keperawatan, penyelenggaraan pendidikan serta penelitian dibidang keperawatan.

Secara singkat keperawatan sebagai suatu profesi setidaknya harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : mempunyai ilmu pengetahuan dan dikembangkan secara terus menerus melalui penelitian memiliki standar pendidikan, pelayanan dan praktek keperawatan, memiliki otonomi dan organisasi profesi serta mempunyai kode etik profesi.
Berdasarkan definisi diatas, dapat diidentifikasi empat area keperawatan. Keempat area ini menggambarkan lingkup dan tujuan pemberian asuhan keperawatan yaitu meningkatkan status kesehatan, mencegah penyakit, memperbaiki status kesehatan dan menfasilitasi koping atau cara klien memecahkan atau mengatasi masalah yang dihadapi sehubungan dengan adanya masalah kesehatan.

Pertama, meningkatkan status kesehatan, asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan. Dilakukan melalui pendidikan atau penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan mengidentifikasi factor-factor yang berkonstribusi atau mendukung seseorang menjadi sakit atau injuri dan pendidikan kesehatan untuk memelihara agar fungsi tubuh optimal. Kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain : menganjurkan pemeriksaan fisik secara rutin seperti pada penyakit darah tinggi, diabetes mellitus dan kanker : melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan pada kelompok pada kelompok tertentu seperti pada program, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), Program Posyandu, Program Makanan tambahan ; Meningkatkan kesehatan lingkungan dan keamanan lingkungan kerja : mendukung program pemerintah untuk pemeliharaan kesehatan seperti Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) atau Program Pemakaian vitamin A pada anak sekolah.

Kedua, Pencegahan Penyakit, tujuan asuhan keperawatan utnuk mencegah penyakit adalah menurunkan factor resiko penyebab timbulnya penyakit, meningkatkan kebiasaan hidup sehat dan memlihara agar fungsi tubuh optimal. Peran perawat dalam pencegahan penyakit terbagi atas pencegahan primer, sekunder dan tersier (Leavell, 1965, dikutip dari Tailor C, dkk, 1989), Pencegahan primer adalah peran secara langsung untuk peningkatkan kesehatan dan perlindungan khusus terhadap penyakit. Contoh kegiatan ini adalah imunisasi, perawatan kesehatan keluarga, pemeriksaan dan perawatan gigi secara berkala dan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan kerja.
Pencegahan sekunder, asuhan keperawatan berfokus pada pemeliharaan kesehatan atau pencegahan komplikasi dan ketidakmampuan, contoh kegiatan adalah tindakan perawat dirumah sakit seperti mencuci tangan, perawatan kulit, pemberian obat-obatan, latihan pergerakan badan (range of motion), pengkajian terhadap tumbuh kembang anak, penyuluhan tentang cara merawat payudara dan menganjurkan kepada klien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Pencegahan tersier bertujuan untuk membantu proses rehabilitasi klien dan memperbaiki agar fungsi tubuh optimal setelah sakit. Contoh kegiatan seperti penyuluhan tentang cara pencegahan komplikasi penyakit diabetes mellitus dan menganjurkan klien pasca miokardium infark untuk bergabung pada klub pasien pasca miokardium infark.
Ketiga, memperbaiki status kesehatan, berfokus pada asuhan keperawatan kepada individu karena suatu penyakit, namun dalam arti luas yaitu sejak awal menemukan masalah sampai kepada kegiatan rehabilitasi termasuk pendidikan kesehatan selama masa penyembuhan.
Kegiatan ini meliputi perawatan kepada individu karena suatu penyakit seperti merawat keluhan fisik, memberikan obat-obatan, dan melakukan asuhan keperawatan atau prosedur-prosedur tertentu seperti pengambilan specimen urin untuk pemeriksaan urinalisis, dan sebagainya. Atau dapat berupa perencanaan, penyuluhan dan melaksanakan program rehabilitasi terhadap suatu penyakit seperti penyakit jantung koroner, arthritis, dan stroke. Dan dapat pula dengan ikut berpartisipasi pada suatu kegiatan pada unit pelayanan kesehatan mental atau mengikuti program terapi kelompok pada pasien atau kelompok pasien dengan masalah ketergantungan obat (drug addiction).

Keempat, Menfasilitasi koping, meskipun focus utama asuhan keperawatan bertumpu pada upaya meningkatkan, memperbaiki dan memelihara status kesehatan, perawat juga berperan dalam manfasilitasi koping koping klien dan keluarganya akibat adanya perubahan fungsi tubuh. Tidak jarang, adanya perubahan fungsi tubuh menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan perawat melalui kegiatan seperti sikap menerima dan memahami kondisi klien dan keluarganya, memaksimalkan kemampuan dan potensi yang dimiliki klien dan keluarganya sebagai modal untuk memecahkan masalah yang dihadapi, melakukan pendidikan kesehatan serta memberikan dukungan moral (support systems).

Di Indonesia, keperawatan sebagai profesi dirumuskan melalui lokakarya Nasional keperawatan, 1983. keperawatan didefinisikan suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologi, psikologi, social, dan spiritual yang bersifat komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan optimal. Sebagai suatu bentuk pelayanan professional, asuhan / pelayanan dan praktek keperawatan yang dilakukan harus dilandasi prinsip-prinsip sebagai berikut :

Berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
Artinya pelayanan keperawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu keperawatan dan kiat keperawatan yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta upaya perawatan dan penyembuhan.

Ilmu keperawatan klinik mencakup keperawatan anak (paedhiatric nursing), keperawatan medical bedah (medical surgical nursing), keperawatan kebidanan (maternity nursing), keperawatan jiwa (psychiatric nursing), keperawatan komunitas (community nursing) termasuk keperawatan pada usia lanjut (geriatric nursing).

Ilmu biomedik meliputi anatomi, fisiologi, histology, biologi, fisika, biokimia dan patofisiologi, ilmu social lebih difokuskan pada cabang ilmu social seperti antropologi kesehatan, antropologi budaya dan ilmu social dasar lainnya. Sedangkan ilmu jiwa atau psikologi lebih difokuskan pada perilaku manusia dan psikologi perkembangan.

Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat-kiat tertentu dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan pada klien. Berikut ini diuraikan kiat-kiat dalam keperawatan.

Pertama Nursing is caring, artinya perawat berperan dalam pemberian asuhan keperawatan perawat harus memperlihatkan bahwa dalam pemberian asuhan keperawatan tidak dikenal pasien atau kasus pribadi. Semua pasien diperlukan sama, kedua Nursing is sharing, berarti dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat melakukan sharing atau diskusi antara sesama perawat, kepada anggota tim kesehatan lainnya dan kepada klien.

Ketiga, Nursing is laughing yang berarti meyakini bahwa senyum merupakan suatu kiat dalam asuhan keperawatan untuk meningkatkan rasa nyaman klien.

Keempat, Nursing is Crying, artinya perawat menerima respon emosional dari perawat atau orang lain sebagai sesuatu hal yang biasa pada situasi senang atau duka.

Kelima, Nursing is toucing, artinya perawat dapat menggunakan sentuhan untuk meningkatkan rasa nyaman, pada saat melakukan massage (memijat), atau misalnya menyentuh pasien ketika mengatakan “saya memahami apa yang akan dilakukan untuk menolong anda”.

Keenam, Nursing is helping, bermakna bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk menolong klien dengan sepenuhnya memahami kondisinya.

Kiat keperawatan ketujuh adalah Nursing is believing in others. Artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk meningkatkan status kesehatannya.

Kedelapan, Nursing is trusting, mengandung arti bahwa perawat harus menjaga kepercayaan orang lain (klien) yaitu dengan menjaga mutu asuhan keperawatan.
Kesembilan, Nursing is believing in self, yaitu perawat yakin bahwa dirinya memiliki pengetahuan dan mampu untuk menolong orang lain dalam memelihara kesehatannya.

Kesepuluh, Nursing is learning, artinya, perawat selalu belajar atau mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan professional melalui asuhan keperawatan yang dilakukan.

Kesebelas, Nursing is respecting, artinya perawat memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan kepada orang lain ( klien dan keluarganya) dengan menjaga kepercayaan , dan rahasia klien.

Keduabelas, Nursing is listening, bermakna bahwa perawat harus mau menjadi pendengar yang baik ketika klien berbicara atau mengeluh.

Ketigabelas, Nursing is doing, artinya perawat melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan berdasarkan pengetahuannya untuk memberikan rasa aman dan nyaman serta asuhan keperawatan secara komprehensif.

Keempatbelas, Nursing is feeling, berarti bahwa perawat dapat menerima, merasakan dan memahami perasaan duka, senang, frustasi dan rasa puas klien. Dan kelimabelas adalah Nursing is accepting, yang berarti bahwa perawat harus menerima diri sendiri sebelum dapat menerima orang lain.

Bersifat Komprehensif
Pelayanan keperawatan dikatakan bersifat komprehensif jika asuhan keperawatan yang diberikan bersifat menyeluruh meliputi aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Hal ini berarti dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga, individu dan masyarakat, perawat tidak hanya mampu memenuhi aspek biologi atau penyakit fisiknya saja, akan tetapi juga meliputi aspek psikologi, social dan spiritual.

Sebagai contoh, seorang perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Dalam merawat pasien tersebut, perawat tidak hanya merawat penyakit jantungnya saja akan tetapi harus memenuhi kebutuhan social seperti perasaan memiliki, dan dicintai ; aspek psikologis seperti kebutuhan akan harga diri yang tinggi. Sedangkan kebutuhan spiritual yang harus dipenuhi seperti kebutuhan melakukan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya.




Ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit.
Sesuai dengan ilmu keperawatan yang melandasi praktek keperawatan, asuhan keperawatan dapat diberikan kepada individu pada institusi pelayanan kesehatan seperti puskesmas, poliklinik, klinik keperwatan mandiri dan rumah sakit. Kepada keluarga, pelayanan keperawatan dapat dilakukan dipuskesmas, rumah sakit dan komunitas yang lebih berorientasi pada pendidikan atau penyuluhan kesehatan ( health education). Demikian pula kepada kelompok dan masyarakat dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit dan komunitas yang lebih berorientasi pada pendidikan atau penyuluhan kesehatan (heath education). Demikian pula kepada kelompok dan masyarakat dapat dilakukan dipuskesmas atau komunitas melalui pendidikan kesehatan dan asuhan keperawatan secara langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care) lainnya.
Agar pelayanan keperawatan mencapai sasaran yang dituju berupa individu keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit. Pelayanan keperawatan berorientasi pada pendekatan PHC ( primary health care) atau pelayanan kesehatan utama meliputi pencegahan primer, sekunder dan tersier, peningkatan status kesehatan, pengobatan dan pemulihan status kesehatan.

Merupakan bagian integral pelayanan kesehatan
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medis (kedokteran), pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang kesehatan (seperti gizi, formasi, laboratorium, dsb). Sebagai bagian integral pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan. Hal ini berarti tujuan pemberian asuhan keperawatan sejalan dengan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.

Dengan menggunakan pendekatan system, maka pelayanan keperawatan adalah subsistem dari pelayanan kesehatan seperti halnya pelayanan medis dan penunjang medis. Perawat dokter dan tenaga penunjang kesehatan harus selalu bekerjasama dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kemajuan salah satu subsistem harus dibarengi dengan kemajuan susbsistem lainnya. Karena masing-masing komponen saling mempengaruhi pencapaian tujuan yakni kesembuhan pasien.

Mencakup siklus hidup manusia
Pelayanan keperawatan mencakup siklus hidup manusia. Artinya asuhan keperawatan dapat diberikan kepada klien sejak dalam kandungan sampai sakaratul maut. Yaitu sejak konsepsi (pertemuan sperma dan ovum), setelah lahir (bayi), anak, remaja, dewasa, usia lanjut sampai menjelang kematian. Atas dasar inilah kemudian dikenal fragmantasi/spesialisasi pelayanan keperawatan yang meliputi keperawatan kebidanan, keperawatan anak, keperawatan medical bedah, keperawatan jiwa, keperawatan komunitas termasuk keperawatan pada usia lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar